Tuesday, November 03, 2009

New Suzuki Satria F 150 2009

Alhamdulilah, akhirnya setelah inden selama satu hari datanglah juga motor pesananku. Motor hasil kerja susah payah seorang Ibu demi kemudahan transportasi anaknya yang tercinta. Benar-benar mengharukan.

Lepas dari semua itu, setelah saya coba inreyen motor ini sebentar, ya bolehlah sedikit di share disini. Motor saya kebetulan (emang mintanya) warna Abu-abu hitam. Untuk spesifikasinya bisa dilihat di website resminya Suzuki Indonesia.

Secara penampakan, beginilah :

Tampak depan. Masih belum ada plat nomornya. Namanya juga masih Inreyen.

Tampak belakang samping kiri. Desain penutup rantainya sepertinya kurang pas. Kalau dipakai di jalan yang berlubang sering mengeluarkan bunyi yang agak mengganggu.

Tampak kanan belakang. Satu hal lagi, hati-hati dengan knalpot motor ini. Silencer knalpotnya tidak ada guard. Kalau kena kaki, panasnya langsung tersalurkan dengan baik. Seumur hidup, baru knalpot motor ini yang pernah nyium kaki saya. Langsung melepuh. huhuhu

Ini tampilan belakangnya, masih tetap ramping seperti pendahulunya. Asyik kalau dibuat ngebut, nggak begitu kaku tapi juga nggak melayang.

Ciri yang paling mencolok dari Satria model baru ini yaitu batok lampunya yang baru. banyak orang yang bilang bentuknya aneh. Yang jelas ukurannya lebih besar dibanding pendahulunya, letak lampu sein juga berubah. Kata orang lebih mirip Suzuki GSX-R 600.

Kalau ini tampak samping kanannya. Lis di Velg itu saya pasang sendiri. Tapi sepertinya dengan warna putih agak sedikit aneh.

Tampak samping kiri. Masih standar pabrik. Sedikit kotor karena habis saya pakai.

Ini dashboardnya. Ada bingkai Chrome di tachometer. Yang saya suka ada tekstur anyaman di dashboardnya. Di bagian kanan juga ada pengatur mode pada motor.

Ada tiga mode, mode pertama mode polos, tidak ada apa-apa. Mode kedua yaitu mode "Eco", mode ketiga mode "Power". Untuk mengubah modenya, hanya tinggal memencet tombol mode yang ada di bagian kanan dashboard. Tetapi mengubahnya hanya bisa dilakukan jika dibawah kecepatan 10 km/jam. Sayang, fungsi ini hanya sebagai pengingat untuk ganti gigi saja, tidak ada perubahan pada mesin. Semuanya tetap tergantung pada pengemudi.

Beginilah kalau kunci kontak diputar ke posisi ON. Tidak peduli siang atau malam hari tetap saja lampunya nyala.

Pada mode "Eco", lampu putih akan menyala kedap-kedip dari 4.500 rpm - 5.500 rpm. Setelah 5.500 rpm lampu akan menyala terus. Menandakan transmisi mesti dinaikkan ke gigi yang lebih tinggi agar lebih irit bensin. Sedangkan pada mode "Power" lampu mulai menyala di 8.500 rpm. Tapi saya rasa kadang, fitur ini agak kurang berguna. Pada mode "Eco" kalau saya ganti gigi ketika lampu berkedap-kedip sepertinya agak tanggung, selain itu pergantian gigi jadi kurang halus. Saya lebih memilih tetap pakai perasaan saja kalau mengganti gigi. Sama dengan di mode power, agak nanggung juga kalau mengganti gigi ketika lampu masih berkedap-kedip. Sepertinya lebih nikmat mengganti giginya kalau lampu sudah benar-benar menyala terus tanpa kedap-kedip. Yah, sekitar kisaran 10.000 rpm.

Strippingnya baru, berbeda dengan Suzuki Satria model lama.

Bentuk bibir knalpotnya berbeda dengan model yang lama. Bibir ini bisa dilepas dan dipasang kembali. Tapi kalau dilepas, menurut saya jadi kurang bagus tampilannya.

Rem belakang masih sama seperti pendahulunya. Saya coba beberapa kali, baru menginjak rem sedikit tapi ban sudah mendecit, bahkan di jalan yang kering. Sedikit berbahaya kalau dibawa dengan kecepatan tinggi.

Rem depan juga masih sama dengan versi sebelumnya. Rem cakram dengan diameter yang cukup besar.

Oh iya, motor ini sudah dilengkapi electric starter. Lumayan membantu kalau tiba-tiba mati mesin pada saat macet.

Sepertinya cukup demikian tentang review Suzuki New Satria F150 versi saya kali ini. Kalau ada yang kurang bisa lihat-lihat disini. Terima Kasih

Tuesday, October 20, 2009

Kuesioner Aneh

Hehehe, kemarin saya iseng-iseng mengisi Kuesioner aneh :

1. Apakah anda pria / wanita normal ?

Pasti.

2. Apakah anda memiliki ketertarikan dengan lawan jenis ?

Ya jelas dong, jelek-jelek begini saya juga manusia yang memiliki perasaan.

3. Berapakah usia anda ?

Tahun 2009 mungkin sekitar 18 tahun.

4. Apa yang anda lihat pertama kali dari lawan jenis anda ?

Penampilannya.

Alasan: Bagi saya, penampilan itu cermin kepribadian seseorang.

5. Hal apa yang membuat anda tertarik untuk lebih dekat dengan lawan jenis tersebut ?

Sifat dan kesamaan ideologinya.

Alasan: Sifat yang baik akan menimbulkan rasa nyaman bagi saya. Kesamaan ideologi akan membuat saya dan dia selalu nyambung dalam komunikasi.

6. Apakah anda memiliki kecenderungan untuk memulai suatu hubungan ?

Ya.

Alasan: Jikalau saya melihat ada ketertarikan atau potensial lainnya di masa depan, kenapa tidak dimulai ?

7. Coba urutkan 5 hal yang anda nilai dari seseorang untuk menyimpulkan cocokkah anda dengan dia (lawan jenis) untuk menjalin hubungan ?

Kecantikan, penampilan, Agama, Karakteristik teman-temannya, Keluarganya.

Alasan: No comment.

8. Jika hubungan sudah terjalin, apa yang paling anda harapkan dari orang tersebut ?

Saling mengisi kekurangan, dan saling mengingatkan saat melakukan kesalahan tanpa menggurui.

Alasan: Saya juga masih punya banyak kekurangan yang mesti dibenahi.

9. Suatu saat jika anda benar-benar tertarik dengan lawan jenis anda, apa hal pertama yang akan anda lakukan ?

Membuatnya nyaman bersama saya... (Pertanyaan apa sih ni ?).

10. (Pilih) Fisik atau Kepribadian ?

Kepribadian.

11. (Pilih) Orang yang kaya atau setia ?

Setia, terutama setia dalam kesulitan.

12. Bagaimana sikap anda jika mengetahui lawan jenis yang anda sukai ternyata mencintai anda ?

Bersyukur.

13. Apakah anda sering mengandai-andai kalau suatu saat anda menjadi pasangan seseorang, maka hal-hal apa saja yang mungkin akan terjadi di masa depan bersamanya ?

Kadang-kadang tergantung mood.

14. Jika anda diminta memilih, tempat apa yang anda suka untuk berkencan ? Mall atau tempat rekreasi ?

Tempat Reinkarnasi.

Alasan: Mall itu tempat belanja.

15. Jika suatu saat anda dihadapkan dengan cinta segitiga dimana anda mencintai pasangan anda dan orang lain, apa yang anda lakukan ?

Sholat Istiqarah, minta ditunjukkan mana yg terbaik.

16. (Pilih yang menunjukkan diri anda) Aktif / Pasif ?

Relatif

17. Apakah anda percaya dengan pernyataan “Jodoh itu di tangan Tuhan” ?

Tidak sepenuhnya percaya.

Alasan: Kalau tidak kita tentukan jodoh kita, jika suatu saat menyesal ya salah sendiri.

18. Apa yang paling anda harapkan dari pasangan anda ?

Mau mengerti dan dimengerti saya apa adanya.

Alasan: Saya tidak suka orang yang mau mengerti tapi bersyarat.

19. Jika suatu saat terjadi masalah dengan pasangan anda karena kesalahan anda, sehingga dia meminta untuk mengakhiri hubungan, padahal anda masih mencintainya, bagaimana sikap anda ?

Meminta maaf dan menjelaskan alasan yang rasional, kalau perlu berikan kejutan-kejutan special.

20. Jika suatu saat hubungan anda telah berakhir, kemudian anda melihat pasangan anda mencintai orang lain, padahal anda masih mencintainya, apa yang anda rasakan ?

Cemburu lah...



Hehehe, karena hanya iseng-iseng, jawabannya juga sebagiannya cuma iseng belaka.


Sunday, October 18, 2009

Ocean Park BSD

Beberapa waktu lalu saya diajak berenang ke Ocean Park di daerah Bumi Serpong Damai (BSD). Tetapi dalam post ini saya tidak bisa memaparkan akses jalan kesana maupun biaya masuknya per orang. Sebab ketika pergi ke sana, saya di mobil ketiduran. Pas bangun sudah sampai disana, dan ketika di loket masuk ternyata saya sudah dibayari. Jadi nggak tahu berapa biaya masuknya. Sekedar screenshot saja :

Beginilah pemandangan yang dilihat dari pintu masuk.

Pemandangan ini juga dilihat dari pintu masuk.

Salah satu sudut kolam anak-anak.

Kolam ombak. Setiap beberapa menit sekali ada ombak yang cukup besar seperti di laut. Tempat terdalamnya sekitar 2 meter.

Kalau sedang ada ombak, tinggi ombaknya bisa sampai 2,4 meter.

Di ujung yang kedalamannya 2 meter diberi pembatas, saya sempat tenggelam ketika berenang tanpa ban.

Lazy river juga ada disini.

Aduh, kepotret dua kali...

Ini kantinnya.

Petunjuk arah... (saya bingung, mau renang atau foto-foto ya ?)

Salah satu sisi Ocean Park.

Siomay yang saya beli disana untuk mengganjal perut.

Saya sedang nggak ada kerjaan, rencananya ingin memotret sunset, tapi sudah kelelahan.

Ini ember, kalau sudah penuh nanti tumpah ke bawah.

Air mancur ini bentuknya mirip jamur, saya potret dengan slow shutter.

Ini pemandangan dari pintu keluar. Parkiran mobil ada di sebelah kanan dari foto ini.

Begitulah ceritanya... (mana ceritanya ?) Maklumlah, saya sedang tidak bisa memotret objek-objek lain seperti perosotan, dsb. Sekedar sharing saja.

Memotret Bulan Amatiran

Beberapa waktu lalu, saya melihat koleksi foto-foto antariksa. Banyak sekali foto yang membuat saya takjub. Saya berpikir, kapan ya saya bisa jalan-jalan ke luar angkasa? Hmm, nampaknya untuk mewujudkannya hampir mustahil. Yah, paling tidak saya bisa memotret salah satu benda angkasa saja sudah cukup untuk saat ini. Wah, boleh juga tuh. Target pertama yaitu satelit bumi kita ini. Bulan.

Waduh, tetapi masalahnya saya hanya punya kamera digital pocket. Gimana caranya untuk dapat memotret permukaan bulan dengan baik ? Saya mesti mencobanya sendiri.

Beberapa waktu kemudian saya pergi ke rumah kawan saya, berniat meminjam teleskop mini miliknya yang panjangnya 30cm. Penasaran ingin melihat ketampakan permukaan bulan. Akhirnya dia meminjamkannya walaupun hanya dua hari.

Malam pertama, saya mencoba untuk mengamati permukaan bulan. Sayang saat saya mencobanya, bukan pada saat bulan purnama. Tapi tidak apa-apa lah, paling tidak mengurangi rasa penasaran saya sedikit. Setelah mengamati sejenak, saya mulai mencoba untuk memotretnya. Wah, ternyata tidak semudah yang saya duga. Setelah sekian lama menyetting posisi yang sesuai, saya dapatkan posisi yang pas seperti ini:



Saya menggunakan dua buah tripod. Satu untuk teleskop, satu lagi untuk kameranya sendiri. Tujuannya menghindari guncangan di saat memotret. Teleskop disusun sedemikian rupa sehingga gambar bulan jatuh tepat di atas lensa kamera.

Jangan lupa settingan kamera juga harus pas. EV mesti diatur agar hasil foto tidak Under Exposure atau malah Over Exposure.

Selain itu yang tidak kalah penting adalah focus dari kamera itu sendiri. Berhubung saya menggunakan kamera pocket yang totally autofocus, maka saya mesti mencoba berulang-ulang agar fokusnya tepat.

Jika sudah, maka tinggal jeprat-jepret saja. Tapi, kalau fotonya dirasa terlalu terang / terlalu gelap, bisa diatur tingkat eksposur kamera itu sehingga didapatkan hasil yang pas.



Beginilah membidiknya, lama-lama bulannya bergerak, maka harus sering menggeser posisi teleskop.

Begini jadinya kalau tanpa zoom

Sering missfocus. Kelemahan utama kamera pocket.

Missfocus lagi. Malahan fokusnya ke debu yang menempel pada lensa teleskop.

Under Exposure.

OverExposure.

Ideal.

Memang jauh dari sempurna. Maklumlah, kamera yang saya gunakan tergolong kamera pocket, yaitu Canon PowerShot A460. Selain itu pada saat memotret agak sedikit berawan. Lagipula saya sendiri masih amatiran, masih perlu banyak belajar.

Saturday, September 12, 2009

Operasi Usus Buntu

Ehm-ehm...
Sesuai judulnya... Ini pengalaman saya beberapa waktu yang lalu ketika operasi Usus buntu alias operasi appendix (appendicitis).

Awalnya, jauh hari sebelum operasi saya merasakan nyeri yang cukup mengganggu di bagian perut kanan bawah. Kepala jadi sering pusing, badan pernah terasa panas, makanpun rasanya tidak enak. Namun karena saya biarkan saja, akhirnya makin bertambah parah. Lama kelamaan rasa nyerinya menjadi makin luar biasa, sehingga untuk melangkahkan kaki kanan saja terasa sakit. Bahkan, dalam kondisi berbaringpun, jikalau kaki kanan diangkat sedikit, rasanya sakit sekali di perut bagian kanan itu. Ya sudah, saya tidak bisa jalan...

Setelah periksa ke Dokter, memang dari diagnosa awal sudah terdeteksi gejala peradangan usus buntu, tapi untuk memperkuat dugaan tersebut akhirnya saya mesti melakukan pemeriksaan appendicogram di rumah sakit. Aduh, diapain lagi tuh???

Besoknya, saya ke rumah sakit untuk pemeriksaan appendicogram. Setelah mendaftar, ternyata tidak langsung diperiksa. Saya diberi bubuk Barium (kalau tidak salah) satu cup kecil untuk dicampurkan dengan air putih hangat. Lalu larutan itu harus diminum langsung, setelah itu mesti puasa sekitar 12 jam & tidak boleh buang air besar, baru datang lagi ke rumah sakit untuk pemeriksaan appendicogram.

Bzzz... Ternyata larutan itu rasanya TIDAK ENAK... Rasanya tawar namun terasa aneh di mulut, seperti meminum kaporit... Hoek-hoek...
Yaudah, karena nggak boleh ngapa-ngapain akhirnya saya istirahat...

Dua belas jam kemudian balik lagi ke rumah sakit. Oleh perawatnya langsung diantar ke bagian radiologi. Hah??? Mau diapakan lagi badanku ini???
Disana saya ditidurkan di tempat seperti kasur yang bisa bergerak, lalu oleh perawatnya dipaskan antara alat pendeteksinya dengan usus buntu saya... Oh, ternyata saya difoto rontgen...
Beberapa saat kemudian fotonya jadi, lalu konsultasi ke dokter, memang benar sepertinya ada masalah dengan umbai cacing. Apa boleh buat, mesti di operasi... OMG...!!!! ARRRGGHHH...!!! TAKUTTT...!!!!

Hiks-hiks... Tapi daripada nanti bocor, terus infeksi & menjalar ke seluruh tubuh, yaudahlah nurut aja. Besoknya saya masuk rumah sakit lagi, check in. Saat itu saya diukur tekanan darah, dsb. Lalu ditempatkan di bangsal rumah sakit, setelah itu dipasangi infus di tangan kiri saya. Operasi masih 20 jam lagi, saya bingung kenapa harus menunggu di kamar itu begitu lama. Tapi daripada bingung lebih baik saya istirahat biar rileks.

Dua belas jam sebelum operasi saya dibangunkan makan oleh perawat. Setelah itu katanya harus puasa lagi sebelum operasi... Perasaan puasa melulu... Kenapa yah? Kata perawatnya biar nanti nggak muntah ketika operasi. Loh, kok bisa ? Perawatnya diam saja & langsung kabur. Memang saya ini pasien yang banyak nanya...

Waktu berlalu. Operasi 30 menit lagi. Saya makin deg-degan. Dua orang perawat masuk ke kamar, membawa saya ke ruang operasi dengan kursi roda. Di lobby ruang operasi saya harus ganti baju operasi yang warnanya hijau. Setelah itu baru digelandang ke ruang operasi yang sebenarnya... Aaaaaaaaaaa...!!!

Di dalam ruang operasi ada lampu yang bentuknya aneh. Mungkin sebagai penerangan untuk keperluan operasi. Di sana sudah ada beberapa orang, yang pasti ada dokternya. "OK, kamu siap?" tanya dokter. Saya diam. Namun mungkin bagi dokternya, diam berarti OK... Huhuhu...

Saya dipasangi alat di lengan atas seperti tensimeter, tapi otomatis, lalu infus diganti yang baru. Setelah itu saya disuruh duduk oleh dokternya, kemudian diberi suntikan bius di tulang belakang. Lha, kok di tulang belakang Dok? Bukan di sekitar perut? Dokternya menjawab, "Itu karena di tulang belakang ada pusat syaraf-syarafnya, jadi kalau yang disuntik di ruas tertentu, nanti badanmu dari perut ke bawah akan lumpuh. " Oh, ternyata begitu. Saya tanya lagi, "Nanti ketika operasi saya sadar atau tidak Dok?" Dokternya mengiyakan. Dag-dig-dug...

Beberapa saat kemudian dokter itu meletakkan benda seperti sekat di atas dada saya. Mungkin agar saya tidak dapat melihat proses operasi. Lalu dia menyentil-nyentil perut hingga kaki saya, memastikan apakah biusnya sudah berfungsi. Saya sudah separuh lumpuh, jadi tidak merasakan lagi apa yang dilakukan para dokter kepada tubuh saya. Operasi dimulai...

But wait friends, kata perawatnya nanti pas operasi akan merasakan pingin muntah. Tapi kok nggak ya? Hmm... Nggak lama kemudian badan saya lemas. Saya dapat melihat darah keluar dari perut saya lewat pantulan cermin lampu operasi. Wah, mulai terasa mual. Kacau, makin lama makin mual hebat, saya mau muntah tapi nggak bisa karena perut saya kosong. Selain itu saya merasa sangat haus. Efek mual dan haus ini mungkin karena dehidrasi. Keringat dingin saya bercucuran, tatapan mata saya kosong, terus berpikir andai saya tak selamat dalam operasi ini, mungkin beginikah rasanya sakaratul maut???. Mata saya terpejam sendiri tapi dalam pikiran yang masih sadar dan telingapun mendengan dengan normal. Oh, beginikah masa kritis itu? Sepertinya saya pingsan. Ada orang yang mengganti infus saya. Secepat itukah infusnya habis? Ternyata memang habis, saya dapat melihatnya walaupun tidak jelas. BENAR-BENAR KACAU RASANYA...!!! Sepertinya saya tidak akan selamat... Dalam hati terus berkumandang kalimat syahadat, takut kalau nyawa saya diambil oleh malaikat maut... Tiba-tiba saya tidak sadar sejenak...

Semenit kemudian rasanya cairan di tubuh saya mulai beranjak normal, saya kembali sadar, kali ini malahan dapat kembali melihat dan berbicara. Saya sepertinya melihat banyak darah dibalut kassa di perut saya, setelah itu dalam keadaan baru sadar saya tanyakan ke dokternya sedang dalam tahap apa operasi saya ini. Katanya sedang dijahit, saya telah melewati masa kritis. Alhamdulillah...

Operasi selesai. Saya mau mencoba menggerakkan kaki saya. Tidak bisa !!! Benar-benar tidak bisa. Betapapun sulitnya saya ingin menggerakkan kaki tetap tidak bisa. Efek biusnya luar biasa. Untuk pindah ke kasur saya mesti diangkat oleh 3 sampai 4 orang.

Malam pertama setelah operasi saya tidak bisa tidur. Rasa sakitnya baru terasa sekarang. JAUH LEBIH SAKIT daripada ketika dioperasi. Apalagi rasa yang sangat tidak nyaman di bagian perut. Ya Allah, kenapa ini??? Saya tidak bisa buang air kecil, mungkin karena syaraf-syaraf saya masih belum waras. Kakipun belum bisa bergerak. Benar-benar sakit, tidak kuat hingga saya minta tolong perawat. Dia datang, saya disuntik di bagian infus. Ketika cairan itu masuk ke pembuluh darah rasanya SAKIIITTTT SEKALIIII... Apa ini???

Beberapa saat kemudian mata saya terasa luar biasa berat namun masih tidak bisa istirahat. Masih kalah oleh rasa tidak nyaman hebat di perut. Mungkin karena efek biusnya yang hilang. Tetapi hingga pagi saya tidak bisa tidur, tidak bisa buang air, tidak bisa jalan. Makin meronta dan oleh perawat diberi suntikan yang sama... Sakit sekali... Tetapi setelah itu mata saya jadi berat lagi... Sepertinya saya disuntik Morfin... Wah, makin kacau deh ini...

Memang yang paling kacau rasa tidak nyaman di perut yang luar biasa itu. Namun berangsur-angsur pulih setelah bisa buang air kecil. Buang airnya pun mesti pakai selang & alat-alat aneh...

Beberapa hari kemudian saya diperbolehkan pulang namun tidak boleh beraktifitas banyak. Yang aneh ketika saya melepas infus kok langsung mual, bahkan saya sempat muntah dua kali. Padahal sebelumnya tidak ada apa-apa. Itu kenapa ya?

Sepertinya penyakit ini akibat saya yang sering jajan sembarangan tanpa memperdulikan kebersihan makanan. Wah, pokoknya tidak enak kalau dioperasi. Tobat deh, sekali aja.
Semoga artikel ini bisa berguna buat kita semua, apalagi yang belum pernah sakit usus buntu agar tetap menjaga kesehatan dan menjaga sumber makanan yang diperoleh.

Thursday, September 10, 2009

Tuhan Tolong....

Dalam kesendirian malam, di balik lelap sang surya, kembali ku terbangun.
Tak mengerti apa yang harus kulakukan.
Terdiam, termenung, kemudian sejenak merenung...

Kutelaah masalah hidup yang kian terajut menutupi tubuh lemasku.
Kutelusuri satu demi satu hingga terenyuh dalam.
Gelap, sembab, sakit, dan sempit...
Begitulah ternyata labirin hati maupun perasaanku.

Dinginnya malam Yogya tak sedingin temperatur bilik jiwaku.
Begitu tenang, namun bergelora dalam kepiluan.
Kuterawang masa laluku.
Masih jelas terbayang kasih-sayang Tuhan kepada seonggok daging tak berguna ini.
Yang lahir dari seorang Ibu yang lemah, namun berharap buah hatinya tumbuh menjadi insan yang kuat.
Namun, tampaknya harapan kedua orang tuaku mulai sirna.
Aku tak tumbuh sempurna seperti yang mereka harapkan.
Cinta dan kasih sayang mereka belum mampu kubalas, bahkan kusia-siakan akibat fanatisme dunia yang merenggut jiwaku.
Seonggok daging yang tak dapat dibanggakan siapapun dari segi apapun.
Aku tidak cakap, tidak cerdas, tidak pula berharta.
Tiap waktu hanya membebani keluarga.
Melelehkan air mata dari jiwa yang melahirkannya.

Tuhan, apakah kedua orang tuaku menyesal telah melahirkan anak seperti diriku ini?
Yang tiada hentinya mengecewakan dan selalu sombong pada mereka.
Seorang anak yang mungkin tak tahu balas budi telah dicukupkan segala apa yang diperlukan.
Tetapi makin tak tahu diuntung ataupun sadar diri.
Mungkin, jikalau aku tidak lahir, sekarang orang tuaku tak akan bersusah-susah memikirkanku ini.

Tuhan, tolong berikanlah Rahmat-Mu pada kedua orang tuaku.
Berikan rezeki yang melimpah.
Dan tentunya berikan surga-Mu pada mereka kelak.
Ku ingin melihat mereka bahagia.
Walaupun mungkin aku tak mampu berkumpul dengan mereka di alam selanjutnya.
Terbakar dalam kedurhakaan.
Serta kesedihan yang mendalam.

Tuhan, kabulkan do'a hamba-Mu ini...

Tuesday, September 08, 2009

Rahasia-Mu

Ya Allah. Engkaulah Tuhan yang layak disembah. Yang Maha Memberi Rezeki, Yang Maha Mengatur, dan tentunya Yang Maha Bijaksana.

Kali ini, dalam kepiluan bathin kembali ku berdo'a pada-Mu yaa Allah...

Ampun yaa Allah. Aku benar-benar tak mengerti teka-teki apa lagi yang Engkau mainkan dalam labirin kehidupanku. Aku tak mampu menerka apa yang ada di balik ujian-Mu kali ini.
Betapa berat rasanya cobaan yang kuterima dari-Mu yaa Allah. Mungkin akibat dari kesalahanku sendiri, mungkin karena diriku yang sangat kurang bersyukur, atau bahkan mungkin dari akumulasi dosa-dosaku di masa lalu yang tak mungkin terhitung. Sehingga dengan suburnya pilar-pilar kesombongan berdiri tegak di hati dan jiwaku. Racun-racun setan mengalir dalam darahku. Yang membutakanku dari segala nikmat, rahmat dan maghfirah-Mu.

Tapi sejujurnya yaa Allah. Dalam kebiadaban akhlakku ini, jiwaku menjerit memohon ampunan-Mu. Begitu dahsyat hingga sering melelehkan air mataku. Meski tak jarang tangisan itu diabaikan oleh kesombongan logikaku ini...

Yaa Allah, jangan Kau adzab diriku ini. Kemana lagi ku harus mencari ma'rifat-Mu? Serta solusi dari segala permasalahan hidup yang terasa begitu pelik...

Yaa Rabb, tunjukkanlah hamba-Mu ini jalan keluar. Jalan keluar dari segala permasalahan hidup, kesombongan, dan kemunafikan diri hamba ini. Hanya kepada Engkaulah hamba mengadu dan memohon. Jangan buat hamba kecewa dalam memohon pada-Mu ya Allah...

Monday, August 24, 2009

Gempaaaa...

Hari ini tepatnya tanggal 2 September 2009 (02/09/2009) sekitar jam 14.50, saya sedang berdiam diri di depan komputer, nahan sakit, bingung mau ngapain.
Tiba-tiba terasa ajep-ajep... Lha, kenapa nih ?
OMG... GEMPAAA... Arrrgghhh...
Jogja gempaaa.....!!!

Kabur, buru-buru keluar rumah. Ternyata dah pada rame orang-orang di Jalanan, ada yg ngeluarin perabotan elektronik, dll... Mungkin takut gempanya seperti Gempa Yogya 3 Tahun yang lalu. Ada juga yg nelfon kerabatnya, just like me... Hehehe

Nggak lama, gempanya muncul lagi, tapi nggak sekuat gempa yang pertama. Udah ah, buru-buru SMS keluarga di JKT, ternyata di Jakarta lebih parah kata Mama. Mobil di parkiran bisa geser lumayan jauh. Terus di Jalanan juga rame orang-orang. Di tempat kerjanya, ada tembok yang retak. ZzzZzzz...

Yaudah, nyalain internet, cari info....
Ternyata dapat info gini:
Gempa berkekuatan 7,3 SR... Gempa susulan 6.0 SR... Susulannya lagi 5.1 SR...
Pusatnya sekitar 142KM Barat Daya, Tasikmalaya, Jawa Barat. Pusat gempanya sekitar 32 KM di bawah permukaan laut, tapi kalo gempa susulannya lebih dalam, sekitar 38KM. Wah, kalo gini bisa menyebabkan Tsunami dooongg???

Parahnya lagi, status Facebook juga terjadi gempa... Parah... Rame banget pada nulis kata yg sama di waktu yg relatif singkat... Hehehe...
Ya, semoga gempa ini juga tidak di klaim milik Malaysia seperti Kebudayaan & pulau-pulau kita...

Aduh, semoga aja nggak ada Tsunami. Tapi yang jelas, sekarang selamatkan diri dulu & banyak-banyak berdoa. Semoga nggak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan... Amiin...

Monday, July 27, 2009

Taman Safari Indonesia

Yah, untuk mengisi waktu libur panjang, pada bulan Mei 2009 lalu saya beserta lima kawan saya berwisata ke Taman Safari Indonesia yang terletak di Cisarua, Bogor. Lewat jalan biasa dari Jakarta lewat TOL Jagorawi, terus Keluar ke arah puncak, naik terus sampai pasar Cisarua, beberapa kilo meter kemudian belok kanan ke arah Taman Safari. Sayang, pas kesana nggak beli wortel di pinggir jalan. Padahal banyak banget yang jual, saya kira dijual untuk makanan manusia, ternyata lebih ditujukan untuk memberi makan satwa di Taman Safari. Brrrmmm...

Loket masuk sudah sampai, mulai deh itung-itungan tiket masuk. Enam orang ditambah satu mobil total Rp. 315.000,00 karena 1 manusia Rp. 50.000,00 & mobilnya Rp. 15.000,00... Yah harga yang sesuai dengan standar Internasional. Nggak rugi lah... Ayo masuk...

Let me start here, Okay !!
Sorry kalo fotonya nggak urut, coz lupa urutannya.

Ini jalan menuju kawasan binatang-binatang, sebelum kesini ada cek tiket di pos satpam. Nanti baru boleh melanjutkan trip. Jangan lupa beli wortel yang banyak.

Zona awal adalah Kuda Zebra. Ada yang makan di pendopo, ada juga yang jalan-jalan.

Ini Zebra yang lagi jalan-jalan. Hati-hati nabrak, ini bukan zebra cross.

Sepertinya zebra disini sudah akrab dengan manusia.
Begitu ada kendaraan datang, mereka dengan PD, Tebar pesona di depan kaca.
Kadang hingga mengendus-endus kaca mobil. Benar-benar sudah akrab ya.


Karena nggak bawa makanan untuk satwa, ya sudah dikasih seadanya saja.
Ternyata kerupuk juga doyan. Hehehe...

Kalau di area ini masih boleh membuka kaca yang cukup lebar.
Tapi awas, nanti diserbu sama kawan-kawan satwa lho !


Ada juga yang menyusui di tengah jalan... Wah, hati-hati Bu !

Nyam-nyam... Apapun binatangnya, makannya wortel.
Ternyata banyak juga satwa yang doyan wortel.
Nggak cuma kelinci, kancil juga doyan.


Di kanan jalan ada kolam bayi Kuda Nil.
Kuda Nilnya sering mejeng juga lho, tapi nggak sampai ke jalanan.
Maklum, namanya juga masih bayi.


Itu dia bayinya. Bayi yang besar ya ?

Disini kita juga bisa memberi makan bayi kuda nil lho.
Memang benar,
Apapun binatangnya, makannya wortel.

Mangap terus, memang sepertinya benar-benar lapar.

Aduh, saya nggak tahu binatang ini apa namanya.
Yang unik, janggutnya ada di leher, bukan di dagu.


Lagi-lagi benar, Apapun binatangnya, makannya wortel.
Benar-benar satwa yang unik.

Ini ada unta yang besar sekali. Sekali lagi, ingat moto kita :
"Apapun binatangnya, makannya wortel"

Ini perbandingan antara Unta dengan Kijang Innova.
What an amazing animal !

Kita jalan lagi, beginilah keadaan jalannya. Banyak satwa berkeliaran.
Jadi dilarang ngebut disana.

Banteng yang kekar. Warna kulitnya merah, tanduknya tajam.
Tapi tetap ramah & mau berbagi dengan satwa lainnya.


Benar-benar banteng yang kekar. Sekali di seruduk, mobil bisa penyok-penyok.
Makanya harus tetap hati-hati seperti saya. Memotret, memperhatikan, sambil menyetir mobil.

Hehehe...

Ini kalau tidak salah markas para Binturong.
Saya kurang tahu binturong itu binatang seperti apa.
Saya hanya menjelaskan spot-nya, bukan ensiklopedi hewan. hehehe.


Ternyata Binturong itu yang berwarna hitam.
Sepertinya lebih kecil dari anjing, namun lebih besar dari kucing.


Siang hari masih pada tidur, apa memang begitu ya kesehariannya ?
Atau malah binatang malam ? Hmm...

Yang di atas itu namanya PUMA. Sejenis kucing besar semacam harimau.
Memiliki bulu yang khas dibanding kerabatnya. Nice creature !

Kalau ini macan kumbang. Tidak tahu mengapa disebut demikian.
Tapi menurut saya ini macan tutul.


Ini namanya kambing gunung. Perbedaannya dengan kambing biasa mungkin dari kulitnya yang lebih gelap dan tanduknya yang melingkar seperti Baphomet.

Gajah asia. Ini juga masih termasuk zona awal. Sayang fotonya kurang bagus karena memotretnya sambil nyetir.

Siapa yang tidak kenal binatang satu ini ? Lagi-lagi motto kita berlaku:
"Apapun binatangnya, makannya wortel"

Ini adalah jerapah. Satwa yang terkenal karena lehernya yang panjang.

Selain lehernya yang panjang, tutul kulitnya juga memukau dibawah pantulan sinar matahari. Benar-benar satwa yang cantik.

Segerombolan kancil. Ketika saya disana, hewan-hewan ini sedang memandang ke satu arah sambil lari ke arah sebaliknya. Tidak tahu kenapa, tapi membuat suasana sedikit mencekam.

Ini beruang. Sedang makan ikan. Di zona ini jendela sudah tidak boleh dibuka.
Jadi sudah tidak bisa memberi wortel lagi. Sayang sekali...

Salah satu sudut jalan di Taman Safari. Di depan kami ada gerbang dengan sistem buka tutup elektrik. Ini menandakan bahwa kita melewati zona dengan binatang-binatang buas.

Ini dia sang raja hutan beserta kawanannya. Ingat, jangan membuka kaca kalau masih mau hidup.

Kawanan singa jantan dan beberapa betina.

Three angels. Cantik sekali singa-singa ini.

Sang Raja hutan sedang istirahat. Wah, tapi istirahatnya jangan di pinggir jalan dong. Awas, nanti kakinya kelindes ban...

Disini juga ada harimau loreng, harimau putih juga ada. Tapi saya tidak bisa memotret dengan baik, sayang sekali.

Cheetah alias macan tutul. Binatang favorit saya ternyata juga ada disini.

Benar-benar hewan yang imut. Sayang tidak boleh memberi wortel lagi. Huhuhu...

Ironis sekali pak Pawang Harimau ini. Jelas-jelas ada peringatan dilarang membuka jendela, eh dia malah asik buka-bukaan disana. Really opened at all. Hehehe... --a

Disini juga ada burung Merak yang bebas jalan-jalan di area kebun binatang. Hati-hati jangan sampai nabrak.

Benar-benar burung yang tenang. Padahal posisinya dekat sekali dengan daerah binatang buas. Cantik sekali jika burung ini memekarkan ekornya, sayang sekali saya hanya lewat sepintas, sehingga agak sulit untuk menemukan momen seperti itu.

Di Taman Safari ini juga ada Badak Putih. Memiliki cula dua buah, besar sekali kalau dibandingkan dengan badan saya. Ada tulisannya tuh. Hehehe

Wah, badaknya sedang kimpoy. Badak juga makhluk hidup, jadi sama-sama memiliki kebutuhan biologis.

Saya zoom sedikit. Disini saya berhenti cukup lama untuk mengamati. Tapi karena bosan dan tidak dapat-dapat angle yang bagus, ya terpaksa jalan lagi deh.

Gajah beserta pawangnya ini bertugas membersihkan sampah yang ada di area kebun binatang Taman Safari. kadang juga ada pengunjung yang memberikan sedikit uang tip.

Ini burung apa ya ? Saya nggak tahu, seperti burung onta tapi lehernya kok lebih pendek. Kalau diberi wortel juga dimakan lho !

Ini sepertinya kuda nil yang masih anak-anak. Badannya tidak terlalu besar, tapi juga tidak terlalu kecil. Wah, sepertinya lumayan untuk dipelihara di rumah. Hehehe...

Saya juga nggak tahu ini binatang apa. Seperti kerbau tapi saya jarang lihat.

Tapi kalau dilihat-lihat lagi malah mirip kambing.

Ini di area Wild-Wild West, sayang pertunjukannya nggak saya foto. Benar-benar AWESOME. Saya sangat merekomendasikan untuk menyaksikan pertunjukan ini. Gratis.

Ini ada burung Kakatua yang terbang bebas dan dapat kita pegang atau kasih makan kacang. Hati-hati, kadang melempar 'ranjau'.

Ini Burung Elang. Posisinya di dekat tempat pertunjukan burung. Saya dekati sedekat ini tetap tidak terbang kemana-mana. Sepertinya sudah akrab dengan manusia.

Di area wisata ada permainan air terjun niagara mirip di Dufan, tapi lebih pendek sedikit. Sayang fotonya terlalu bright karena pakai slow shutter.

Di Taman Safari juga ada air terjun. Tempatnya di pojok paling ujung. kita mesti jalan kaki dari parkiran dulu. Beginilah jalannya, sudah cukup bagus daripada track hiking.

Beginilah view air terjunnya. Sayang fotonya sedikit terpotong bagian atasnya.

Nah, ini bagian atas dari air terjun. Sepertinya tingginya sekitar 10-15 meter.

Kalo ini di rumah hantunya. Semuanya otomatis, kita tinggal naik kereta elektrik, and the show begin... hehehe...

Itu boneka hantunya. Bergerak secara otomatis. Lucu ya ?

Nggak seram kok. cuma boneka-boneka yang dipadu dengan lampu-lampu flash berkelap-kelip.

Ini boneka pocong. bisa bergerak naik-turun.

Tuh kan, semuanya boneka. Jadi nggak begitu seram. Lebih seram kalau ada hantu yang diisi manusia asli, jadi bisa lebih dramatis.

Saya pergi ke sana hari Jum'at. Jadi kepotong Sholat Jum'at dulu. Masjidnya bagus, bisa cukup khusyu' sholat disana, jadi jangan khawatir untuk tempat sholat. Cuma di Masjidnya nggak ada toilet, hanya ada tempat wudhu, demi menjaga kesucian masjid.

Selain itu, disana juga ada berbagai macam show gratis lho! Yang paling mengesankan bagi saya yaitu Wild-Wild West, Atraksi burung, dan atraksi lumba-lumba. That's very amazing. Nanti juga ada atraksi motor di dalam kurungan. Tetapi ketika saya kesana masih sedang dirakit alat-alatnya, jadi belum bisa nonton pertunjukannya.

Untuk budget 1 orang, saya mengeluarkan sekitar Rp. 390.000 dengan perincian: Bensin Rp. 100.000 Tiket masuk Rp. 50.000 Tiket mobil Rp. 15.000 Makan di Cafe Rp. 35.000 Main game Rp. 140.000 Jajan Rp. 50.000... Belum termasuk tarif TOL. Tapi kalau yang mesti bayar per orang itu hanya Tiket masuk saja. Kalau mau ngirit bisa bawa makan dari rumah, uang sisanya bisa buat beli souvenir, oleh-oleh atau main game.

Setelah puas, akhirnya saya kembali ke Jakarta sekitar jam 7 malam. Yah, sekedar tambahan saya berikan foto narsis saya di depan papan jadwal show di Taman Safari Indonesia ini.


Thanks to all.