Thursday, February 09, 2012

Simfoni Januari

"Kisah kita, berakhir di Januari..."

Itulah sepotong lagu dari Glenn Fredly. Mungkin hanya sekedar lagu yang tak sengaja kudengar dari shuffle playlist. Tapi entah kenapa, ketika sampai di bait itu seperti ada Trigger yang terpicu dalam pikiranku. Pemicu ledakan kuat yang tidak hanya dalam pikiran, tapi juga emosi, serta memori-memori lama yang muncul kembali ke permukaan... Fiuh... Sungguh complicated kawan...

Hampir dua tahun kita bersama, menyelaraskan pikiran, menyatukan hati, membangun mimpi-mimpi, bahkan merencanakan masa depan. Akan tetapi mungkin benar kata orang, "Manusia hanya bisa berencana, namun Tuhan yang berkehendak." Semua yang telah kita bangun dan rencanakan mesti kandas... Pikiran yang sudah selaras kembali jalan sendiri-sendiri, hati yang sudah disatukan bercerai berai, mimpi yang sudah dibangun harus dikubur, dan masa depan yang sudah direncanakan tinggal angan-angan... *Sigh*...

Begitu pahit rasanya kawan.. Betul-betul pedih dihati... Entah karena aku yang Melankolis atau memang benar-benar saking sakitnya yang aku rasakan. Bukan sakit karena soal siapa yang benar atau salah, tapi sakit ketika menyadari bahwa semuanya harus dikubur. Ya, semua mimpi, semua kenangan suka duka bersama, hingga sampai memori paling detail kita mesti dikubur, dipendam, dan entah bisa kembali diangkat atau menunggu terurai oleh waktu...

Masih teringat jelas dalam pikiranku jejak-jejak dirimu sejak pertama kita bertemu. Bahkan sejak sebelum kita bertemu. Semua masih tertempel detail dalam timeline pikiranku. Betul-betul detail hingga akhir hubungan kita. Masih tersimpan catatan-catatan kita berdua. Catatan pertemuan kita, catatan apa yang kita lakukan bersama, yap semua catatan cinta kita :)

"So this is me, swallowing my pride, standing in front of you saying I'm sorry for that night"

Yap, itulah potongan lagu "Back to December" dari Taylor Swift. Dan lagu itu menurutku mirip dengan kondisi kita... Seperti apa yang tertuang dalam lagu itu, aku ingin meminta maaf kepadamu. Maaf sebesar-besarnya atas segala kesalahanku. Baik yang aku sengaja maupun yang tidak dalam dua tahun hubungan kita. Sungguh aku meminta maaf dari lubuk hatiku yang paling dalam ... Aku bukanlah lelaki yang rupawan, bukan lelaki yang kaya raya, dan aku mungkin bukanlah lelaki yang diharapkan oleh orang tuamu, tapi aku harap kau mau memaafkanku. Hanya sekedar maaf yang kuminta, cukup itu saja sayang... :)

Kudoakan kebahagian selalu menyambangimu. Kudoakan juga kebahagiaan keluargamu kelak bersama sang penggantiku. Entah siapapun dia, jikalau engkau dan keluargamu menghendaki sang penggantiku maka akan kubantu kebersamaanmu walau mungkin akan menyakitkan diriku. Aku janji sayang... :)

Kita sudah berpisah sayang... Terima kasih atas banyak pelajaran dan experience yang kau berikan kepadaku. Kuharap kau juga banyak belajar. Jangan kecewakan penggantiku, kau kecewakan dia berarti kau kecewakan aku dan prang tuamu...

Have a nice Life, lady...