Saturday, September 25, 2010

Untuk Apa Adipura?

Ya, sesuai judulnya. "Untuk apa Adipura ?", pertanyaan yang tiba-tiba terlontar dalam pikiranku ketika aku sedang mengendarai mobil di sekitar kota Bekasi.

Untuk apa mendapat penghargaan Adipura kalau banyak akses jalan di kota ini yang rusak berat seperti yang aku sering lewati? Aku tinggal di kota ini hampir lima belas tahun, sudah banyak yang berubah di kota ini, terutama pembangunan pusat-pusat perbelanjaan yang makin menjamur dan area perumahan yang makin tak terhitung. Banyak mall dibangun, dimana-mana didirikan ruko, bahkan mini market juga hadir hingga ke pelosok. Tapi anehnya yang paling sering dikeluhkan masyarakat banyak sekali jalan yang rusak di wilayah Bekasi ini. Bahkan ada yang sudah bertahun-tahun dibiarkan rusak berat hingga tidak nampak seperti jalan lagi, seperti sungai kering. Apalagi kalau hujan tiba, jalanan dipenuhi oleh genangan air bercampur tanah hingga seperti lumpur. Wah, kalau ada yang lewat, mau nggak mau harus siap-siap mencuci kendaraannya kalau sudah tiba di rumah. Belum lagi resiko makin cepatnya kerusakan komponen kendaraan dalam jangka waktu panjang kalau melewati jalan rusak itu terus menerus. Yah, memang nasib...

Saking kesalnya masyarakat, sampai ada warga yang memasang spanduk bertuliskan "Jalan ini bukti kebobrokan pemkot Bekasi." Itu yang aku jumpai di daerah Pejuang, Bekasi Barat. Ya memang kata warga disana jalan rusak itu jalan utama akses dari perumahan menuju jalan raya, tetapi keadaannya telah rusak berat lebih dari tiga tahun. Wah, pantas saja warga kesal. Tiga tahun itu kalau anak bayi yang baru lahir, tiga tahun kemudian sudah bisa lari mungkin... Hehe...

Belum lagi di daerah Bekasi Utara, Perumnas, Pondok Gede, dan sebagainya. Sebagian besar jalan rusak merupakan jalan yang berada di area perumahan. Tidak jarang jalan raya yang cukup ramaipun ada lubang menganga, bagai ranjau bagi setiap kendaraan yang lewat. Wah, bisa menyebabkan kecelakaan kalau begitu dong?
Yang aku tahu kalau nggak salah dalam UU Lalu lintas no 22 Tahun 2009 (kalau tidak salah ya) disebutkan bahwa bagi pengendara yang mengalami kecelakaan karena kerusakan jalan bisa menuntut atau meminta ganti rugi pada pemerintah (kalau tidak salah maksudnya begitu), aku nggak begitu hafal. Hmm... Kalau begitu sepertinya akan banyak sekali masyarakat yang akan minta ganti rugi pada pemerintah, lah iya kalau hanya kerusakan kendaraan, kalau sampai menyebabkan korban jiwa berarti pemerintahnya juga ikut dosa dong? Wih, pembahasannya jadi panjang begini...

Di beberapa ruas jalan rusak di daerah Bekasi yang sudah direnovasi juga sering ada keanehan. Misalnya perbaikan jalan yang terkesan setengah-setengah dan tidak tuntas. Gambaran sederhananya begini, misalnya jalan yang rusak sepanjang 1 km, tapi yang diperbaiki hanya 800meter. Ada juga yang diperbaiki hanya satu lajur, sedangkan lajur yang lainnya didiamkan rusak hingga berbulan-bulan, bahkan bisa hingga beberapa tahun. Akibatnya pengendara sering melawan arus lalu lintas untuk menghindari jalan rusak yang sering dimeriahkan dengan genangan air. Ini dia yang makin menambah tingkat kecelakaan diantara pengendara. Wah-wah... Lagi-lagi mesti ada yang dikorbankan di pihak rakyat.

Yah, sebagai warga Bekasi yang taat membayar pajak mungkin kita hanya bisa mengharap perbaikan dari pemerintah. Lebih berterima kasih lagi kalau bukan hanya jalan saja yang diperbaiki, tetapi termasuk drainase dan area resapan air. Memang semua tidak lepas dari peran semua lapis masyarakat dalam menciptakan kenyamanan. Paling tidak pemerintah memfasilitasi, dan masyarakat memeliharanya. Semuanya saling berkolaborasi hingga menciptakan keharmonisan dalam kehidupan...

Eh, sampai juga deh dirumah, pegel juga dari tadi nyetir lewat jalan rusak & becek. Istirahat dulu ah...
Yuk mari... ^_^

Percobaan Kembali

Ehm-ehm...
Setelah percobaan pertama sukses, sekarang percobaan kedua.
<i>Apa bedanya?</i>
Di percobaan pertama masih ada footer dari BlackBerry, nah apakah di percobaan kedua ini juga ada?
Nah, hasilnya...
Ternyataaa...

Percobaan Posting via BlackBerry

Yah, kali ini hanya sekedar postingan percobaan lewat handheld BlackBerry saya.
Kalau posting ini muncul, berarti berhasil.
Hmm...
Dicoba...

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Ternyata Sukses...
Tapi footer e-mailnya juga terkirim. Ketahuan deh kalau saya pemakai Indosat. Hehe

Friday, July 09, 2010

Pola Masalah

Wuih, setelah sekian lama nggak nge-blog akhirnya blogging lagi. Hehehe.

Kali ini sebenarnya bukan postingan yang penting, hanya postingan biasa-biasa saja nggak ada yang kurang atau lebih.
Udah lama nggak nulis jadi agak bingung mau mulai dari mana. Hmm...

Kawan, tau nggak kalau sebenarnya masalah itu ada polanya. Yang aku amati modelnya seperti pola linier berbanding lurus dengan usia. Halah, ribet amat penjelasannya. Intinya gini, makin bertambah usia kita, maka masalah yang kita hadapi pasti bertambah berat dan kompleks. Nggak beda jauh ketika kita duduk di bangku sekolah, makin tinggi tingkatan kita maka makin sulit pelajarannya. Tapi memang begitulah hidup. Mau nggak mau kita harus terus berjuang sesuai perkembangan kebutuhan hidup yang pasti tak mungkin berkurang tiap tahunnya.

Masalah pasti ada, nah tinggal ubah pola berpikir kita untuk bagaimana menyelesaikan masalah tersebut dengan solusi terbaik. Ingat, setiap masalah PASTI ada solusinya, jangan terlalu fokus pada masalah, tapi fokuslah pada penyelesaian serta jalan keluar dari masalah itu. Jangan suka menunda-nunda apa yang telah kita pikirkan untuk dikerjakan.

Maka dari itu dengan makin bertambahnya usia, selayaknya kita makin cerdas memahami berbagai macam masalah dengan segala solusi terbaiknya. Semuanya sederhana, kata kuncinya fokus pada solusi, usaha keras, cari dukungan, dan do'a. Kalau semuanya sudah 100%, setiap masalah pasti akan menjadi mudah. Jadikan sebagai tantangan bagi diri sendiri untuk meningkatkan kapasitas pribadi kita menjadi lebih baik.

Selamat berkarya kawan.
Salam pejuang!!! :D

Thursday, March 18, 2010

Engkau Dihatiku

Kekasih hati dan jiwaku.
Sungguh aku tak mengerti bagaimana tuk ungkapkan betapa besarnya rasa sayangku kepadamu. Rasa cintaku kepadamu ini begitu besar, bahkan lebih besar daripada segala kemampuan verbal yang aku miliki. Cengkeramannya begitu kuat, hebat mengakar hingga ke lapisan jiwa dan perasaanku yang terdalam. Entah hingga sekarang aku masih belum mampu menemukan kata-kata yang mampu merepresentasikan begitu besarnya rasa sayangku pada dirimu wahai kekasih hatiku.

Engkau adalah yang terbaik bagiku. Segala sumber dari hal-hal baik ada pada dirimu.
Kau yang mengajarkanku betapa berartinya hidup ini, kau ajarkanku untuk selalu tegar tanpa mengeluh dalam menghadapi problematika hidup.
Kau juga yang mengajarkanku bagaimana ketegaran seorang insan mesti benar-benar dijaga, kau telah memberi contoh padaku bagaimana sikap tegarnya dirimu dalam menghadapi berbagai macam ujian dalam hidup.
Kau pun telah mengajarkanku bagaimana indahnya hidup dengan mencinta dengan sebaik-baiknya cinta, ikhlas, bahkan cinta yang tak bersyarat. Sungguh, mungkin tak ada orang lain di sekitarku yang mampu mencinta setinggi itu selain dirimu wahai bidadari bumi.

Sejak pertama aku mengenal namamu, sudah terasa begitu kuat pesona aura keluarbiasaanmu.
Aku mengagumimu, tapi tak berani untuk menyayangimu, karena kau memang bukanlah milikku. Aku hanya dapat menanti dan menengadahkan tangan kepada Yang Maha Kuasa agar diberi jalan tuk lebih mengenalmu. Jikalau memang jodoh tolong dekatkan, namun kalau bukan tolong berikan calon pendamping hidup terbaik menurut-Mu yaa Rabb.

Waktu bergulir. Ternyata memang Tuhan Maha Baik. Ia menganugerahkan dirimu kepadaku. Sungguh kau adalah anugerah termanis dalam hidupku. Tak pernah kujumpai seorang wanita yang sesempurna dirimu. Akan kujaga dirimu sayang, akan kulindungi dirimu sebaik-baiknya sekuat tenagaku. Sekarang sudah terbukti kalau engkau memang yang terbaik di sepanjang waktu kehidupanku. Aku bahagia bersamamu, tak pernah aku merasa begitu bahagia sehebat ini.

Kehadiranmu telah banyak mengubah pola pikirku. Kau cerdas, kau pengertian, kau sangat bisa diaandalkan dalam segala kondisi, kau satu-satunya yang bisa mengubah air mataku menjadi semangat, dan kau satu-satunya jua wanita idamanku yang mampu makin mendekatkanku pada Sang Pencinta Sejati. Subhanallah, betapa sempurna dirimu dihatiku sayang. Kali ini sekali lagi aku hanya bisa berharap, berharap besar kepadamu, berharap agar kau mau mendampingiku seumur hidupku, berharap kau mau menjadi istriku. Ya, aku memintamu tuk jadi istriku sayang. Aku memintamu tuk menjadi ibu dari anak-anakku. Aku mau kau yang mengajari anak-anak kita kelak membaca Al-Qur'an Kariim. Ya sayang, anak-anak kita. Anak-anak kau dan aku. Kita bimbing mereka bersama kelak.
Yah, begitulah impianku. Aku mohon padamu sayang, jadilah istriku...

Aku cinta padamu.

Sunday, January 31, 2010

Cinta Bersemi di Penghujung Januari

Dia, sang permaisuri hati.
Kemunculannya begitu singkat namun sangat berarti.
Mengisi bilik-bilik kosong di relung hati.
Bayangnya amat menyemangati hari.
Menenggelamkan ke dalam kasih nan suci.

Sungguh hati ini amat bergetar.
Paras dan rupanya benar-benar sesuci hatinya.
Hati yang lahir dari insan bermahkotakan cinta.
Cinta pada Sang Pecinta Sejati.
Yang kekal abadi tak pernah mati.

Wahai engkau sang pemilik rupa.
Begitu kuatnya tarikan gravitasimu.
Betapa hebatnya hingga menarik hati dan segenap pikiranku.
Sejatinya ku ingin engkau tahu.
Teramat rapuhnya diriku merindukanmu.

Wahai engkau sang pemilik paras.
Sungguh ku ingin kau tahu.
Betapa berartinya hadirmu di sisiku.
Satu senyuman kecilmu mengguratkan sejuta makna dalam akalku.
Akal yang membeku menanti kehangatan tawa dan candamu.

Wahai engkau pujaan hatiku.
Kau telah menanam benih-benih cinta di ladang hatiku.
Kini benih itu telah berbunga dan berbuah.
Tuai dan petiklah buahnya sesuka hatimu.
Buah-buah cinta yang berlandaskan kecintaan pada sang Ilahi.
Cinta yang tumbuh subur dalam naungan rahmat Sang Pencinta hakiki.

Yaa Ilahi Robbi.
Engkaulah yang menganugerahkan perasaan ini.
Ku takut cintaku padanya melebihi kecintaanku pada-Mu.
Bimbinglah hatiku tuk mencintainya karena cinta pada-Mu.
Dan tunjukkanlah jalan bagi hatinya tuk mencintaiku dan menerimaku.
Apa adanya dan sepenuh hatinya.
Dengan kasih dan cinta tanpa bersyarat.
Hanya karena mengharap keridhoan dari-Mu.
Di dunia dan akhirat kelak.

Wednesday, January 27, 2010

The Flower Garden

Kawan, dulu aku pernah punya kebun bunga sendiri. Kupilih tanah dengan kualitas terbaik untuk tempat hidup bagi bunga yang terbaik pula. Segala macam cara kulakukan agar bibit bunga itu mampu bertahan hidup di dalam kebun bungaku.

Hari berganti hari, pekan berganti pekan, tak terasa sudah tiga bulan ku tanam bibit bunga itu di kebunku. Tunas-tunas bunga sudah terlihat dan siap untuk bermekaran. Tiap hari kusirami, kuberi pupuk, kusiangi, dan tentunya selalu kurawat. Bahkan akan tetap kujaga walaupun badai dan hujan serta serbuan hama menerpa. Aku amat sayang dengan bungaku itu.

Suatu hari, akhirnya kuncup bunganya terbuka. Warnanya cerah, bunganya indah, dan harumnya semerbak. Betapa bahagia rasa hatiku penuh euforia kepuasan tersendiri. Makin lama, banyak kupu-kupu beterbangan di sekitar kebun bungaku. Bertambah bahagialah rasa hatiku setelah semua yang kulakukan ternyata memiliki hasil yang baik.

Tak berapa lama mulailah muncul buah. Makin bergembiralah hatiku, tiap hari ku bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan kehidupan bagi setangkai bunga yang kini siap berbuah. Aku termenung, menanti datangnya hujan rahmat Ilahi turun di kebun bungaku.

Mendung datang, kegelapan menerpa, angin menderu. Aku tetap menjaga bungaku yang kini berbuah agar tetap survive. Dengan segala cara kulindungi dia dari segala yang merusak agar nanti dapat kupetik buahnya.

Hari kembali terang, langit begitu cerah. Aku bersandar di bangku taman dalam kebunku. Menikmati indahnya dunia. Tapi sayang, hari itu aku sedang kurang sehat, jadi tak bisa berbuat banyak. Mungkin hanya sanggup untuk sekedar menyirami bunga itu saja, tidak lebih dan tidak kurang.

Tiba-tiba, datanglah seorang pria. Dia masuk ke kebunku tanpa izin. Menggunakan sepatu boot-nya yang berat kemana-mana. Dia berjalan dengan angkuhnya, mengacak-acak kebunku, menginjak-injak tanpa perasaan. Aku yang sedang sakit tak mampu berbuat apa-apa. Hanya terdiam berharap semuanya diganti oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Hingga buah yang sudah cukup matang itu dia bawa, dan kemudian dia bakar seluruh isi kebunku aku pun tak dapat berbuat apa-apa. Hanya terdiam dalam kepiluan.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun pun telah bergulir. Aku sudah mendapatkan bibit bunga lagi. Kali ini bahkan lebih bagus daripada yang lalu. Tiap hari kusirami, kusiangi, dan kurawat dalam kebunku. Tapi sayang kawan, bunga ini bukanlah bunga milikku.

Raungan Qalbu

Ya Allah, hanya kepada Engkaulah aku berlindung.
Kupasrahkan jiwa dan ragaku tenggelam dalam keagungan Dzat-Mu yang amat mulia.
Kali ini, dalam kesendirian dan keheningan malam, di bawah lembutnya cahaya bulan, izinkan aku mencurahkan segenap isi hatiku hanya pada-Mu Yaa Allah.

Engkau Maha Mengetahui apa yang bergejolak di dalam perasaan hamba ini.
Bara cinta yang menggelegak bagai lahar gunung berapi.
Gemuruh petir cinta yang gaungnya meresonansi seluruh relung hati.
Menyingkap tabir betapa lemahnya aku di hadapan-Mu Yaa Robbi.
Dengan ujian kecil-Mu ini aku bagai Elang yang diterpa angin lembut.
Kelembutannya melenakan dan menghanyutkanku.
Tanpa sadar aku telah terjatuh.
Namun lagi-lagi Engkau menolongku Yaa Rabb.
Kau angkat aku sebelum aku terjatuh ke jurang yang menghanyutkan.
Kembali melayang dalam semerbak wanginya rahmat-Mu.

Yaa Allah, telah ku temukan seorang bidadari bumi.
Parasnya meneguhkan hatiku betapa luar biasanya ciptaan-Mu.
Senyumnya meluruhkan segala cemas dan keluh kesahku.
Candanya membuatku terdiam bergetar bergelora tanpa terlukis sepatah katapun.

Jujur Ya Rabb, aku mencintai dirinya beserta segala kekurangannya.
Berilah jalan bagi hatinya untuk mencintai hamba apa adanya.
Kan ku tempuh upaya betapapun sulitnya demi mencapai bahtera negeri langit bersamanya.
Dan ridhoilah kami kelak dalam naungan rahmat di dalam Firdausmu.
Bersama anak-anak kami, beserta keluarga-keluarga kami, dan juga beserta para rasul-Mu kekal di dalamnya.
Tanpa keluh kesah, kepiluan dan kefanaan dunia.

Yaa Rabbi, ku berani mencintainya.
Karena ku tahu.
Ku mencintainya karena cinta pada-Mu wahai Ilahi Robbi.

Friday, January 01, 2010

Happy New Year 2010

Yeah, today is the first day in 2010. 2009 has gone with it's memories. Hope many things changed better in this year. Not only for me, but also for all my family, my friends, and my connections.

Semoga yang kurencanakan di 2009 dapat berjalan lancar dan sesuai rencana pada tahun ini. Meskipun perayaan tahun baru ini juga masih kontroversial, tapi paling nggak bisa jadi titik balik bagi kehidupanku ke arah yang lebih baik. Tidak hanya di satu aspek saja, tapi bertambah baik di berbagai aspek sehingga mampu berguna bagi keluarga, bangsa, dan agamaku.

Mari awali tahun ini dengan membaca "Bismillahirrahmanirrahim".

Terima kasih sebesar-besarnya pada semua keluarga dan kawan-kawanku yang selama tahun 2009 telah mensupportku, baik setara material, maupun motivasi. Semoga kebaikan kalian semua dibalas oleh Allah berlipat-lipat di tahun ini. Amiin.