Thursday, September 10, 2009

Tuhan Tolong....

Dalam kesendirian malam, di balik lelap sang surya, kembali ku terbangun.
Tak mengerti apa yang harus kulakukan.
Terdiam, termenung, kemudian sejenak merenung...

Kutelaah masalah hidup yang kian terajut menutupi tubuh lemasku.
Kutelusuri satu demi satu hingga terenyuh dalam.
Gelap, sembab, sakit, dan sempit...
Begitulah ternyata labirin hati maupun perasaanku.

Dinginnya malam Yogya tak sedingin temperatur bilik jiwaku.
Begitu tenang, namun bergelora dalam kepiluan.
Kuterawang masa laluku.
Masih jelas terbayang kasih-sayang Tuhan kepada seonggok daging tak berguna ini.
Yang lahir dari seorang Ibu yang lemah, namun berharap buah hatinya tumbuh menjadi insan yang kuat.
Namun, tampaknya harapan kedua orang tuaku mulai sirna.
Aku tak tumbuh sempurna seperti yang mereka harapkan.
Cinta dan kasih sayang mereka belum mampu kubalas, bahkan kusia-siakan akibat fanatisme dunia yang merenggut jiwaku.
Seonggok daging yang tak dapat dibanggakan siapapun dari segi apapun.
Aku tidak cakap, tidak cerdas, tidak pula berharta.
Tiap waktu hanya membebani keluarga.
Melelehkan air mata dari jiwa yang melahirkannya.

Tuhan, apakah kedua orang tuaku menyesal telah melahirkan anak seperti diriku ini?
Yang tiada hentinya mengecewakan dan selalu sombong pada mereka.
Seorang anak yang mungkin tak tahu balas budi telah dicukupkan segala apa yang diperlukan.
Tetapi makin tak tahu diuntung ataupun sadar diri.
Mungkin, jikalau aku tidak lahir, sekarang orang tuaku tak akan bersusah-susah memikirkanku ini.

Tuhan, tolong berikanlah Rahmat-Mu pada kedua orang tuaku.
Berikan rezeki yang melimpah.
Dan tentunya berikan surga-Mu pada mereka kelak.
Ku ingin melihat mereka bahagia.
Walaupun mungkin aku tak mampu berkumpul dengan mereka di alam selanjutnya.
Terbakar dalam kedurhakaan.
Serta kesedihan yang mendalam.

Tuhan, kabulkan do'a hamba-Mu ini...

1 comment:

Nadiya QS said...

- pertama : jangan lebay! segala hal yang berlebihan itu gak disukai Allah.

- kedua : lo gak akan tau segala yang udah lo tanam selama ini kecuali orang laen yang nilai. jangan sok2an menilai diri sendiri kayak gimana. yang liat sikap lo selama 18 tahun belakangan ini tuh orang laen. bukan elo.. yang penting lo udah ngasih yang terbaik. cukup.. hasil akhir(penilaian orang terhadap lo) terserah Allah..